AMPLK Sultra: Aktivitas PT PIP Patut Dipertanyakan

- Publisher

Senin, 3 Maret 2025 - 01:29 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONAWE UTARA – Aktivitas salah satu perusahaan tambang nikel di Kabupaten Konawe Utara (Konut) dipertanyakan Aliansi Mahasiswa Pemerhati Lingkungan dan Kehutanan (AMPLK) Sulawesi Tenggara (Sultra).

Ketua AMPLK Sultra, Ibrahim mengatakan bahwa pihaknya mempertanyakan aktivitas PT Putra Intisultra Perkasa (PIP).

“Kita ketahui bersama RKAB adalah barang yang wajib bagi perusahaan tambang nikel dalam melakukan aktivitasnya,” kata Putra daerah Konut.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ibrahim yang juga jebolan aktivis HmI ini mempertanyakan aktivitas PT PIP apakah sudah mengantongi RKAB atau belum.

“Kita pertanyakan RKAB PT PIP, karena RKAB merupakan barang yang wajib dikantongi perusahaan tambang dalam melakukan aktivitasnya,” ungkap Alumni Hukum UHO.

Lanjut Ibrahim juga membeberkan bahwa PT PIP berdasarkan SK.1217/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2021 tentang Data dan Informasi Kegiatan Usaha yang telah terbangun di dalam kawasan hutan yang tidak memiliki perizinan di bidang kehutanan tahap III (Tiga) dari KLHK mesti membayar Denda Administratif PNBP PPKH.

“Dalam SK tersebut menyebutkan bahwa PT PIP melakukan aktivitas di kawasan HPT seluas 97,86 Hektar dan berdasarkan UU Cipta Kerja mesti dilakukan pembayaran denda administratif PNBP PPKH atas bukaan di kawasan hutan,” bebernya.

“PT PIP dalam SK tersebut mesti mengikuti skema penyelesaian sesuai UU Cipta Kerja dengan menggunakan pasal 110 B UU Cipta Kerja, Sanksi administratif yang diatur dalam Pasal 110B UU Cipta Kerja yaitu Penghentian sementara kegiatan usaha, Pembayaran denda administratif, Paksaan pemerintah untuk mendapatkan persetujuan melanjutkan kegiatan usaha,” bebernya lagi.

Baca Juga :  Soal Utang Piutang, Jaya Tamalaki dan Bupati Konut Saling Tantang Sumpah

“Kita juga pertanyakan apakah PT PIP hari ini dalam melakukan aktivitasnya telah mengantongi PPKH atau belum, karena seharusnya sebelum diterbitkan PPKH, PT PIP diwajibkan melakukan pembayaran denda administratif PNBP PPKH,” tambahnya.

Pihaknya juga menegaskan bahwa PPKH adalah salah satu dokumen wajib yang dimiliki perusahaan tambang nikel yang melakukan aktivitas di kawasan hutan.

“Selain IUP, perusahaan tambang nikel juga wajib mengantongi PPKH dan juga RKAB dalam melaksanakan aktivitas penambangannya, nah RKAB dan PPKH PT PIP ini kita pertanyakan apakah sudah ada atau belum, kalau belum ada ini adalah pelanggaran serius dan tidak bisa dibiarkan berlarut-larut,” bebernya lagi.

Untuk itu, Ibrahim meminta pihak berwenang untuk mengawasi aktivitas PT PIP.

“Kita minta pihak berwenang untuk awasi PT PIP, dan jika ditemukan pelanggaran, APH mesti tindaki,” pungkasnya.

Sementara itu salah satu penanggung jawab PT PIP, Indra mengatakan bahwa pihaknya telah mengantongi RKAB dalam melakukan aktivitasnya.

Baca Juga :  Kades Pesouha Bentak dan Marahi Siswa dan Guru yang Blokir Jalan Desa Tuntut Debu Jalan Akibat Aktivitas Tambang

“Iya sudah ada, mungkin data belum update (data 64 Perusahaan yang telah mengantongi RKAB di Dinas ESDM Sultra yang merupakan tembusan dari Kementerian ESDM),” katanya saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp, Kamis 27 Februari 2025.

Namun saat ditanyakan perihal berapa kuota RKAB PT PIP, hingga berita ini diterbitkan, Indra belum memperlihatkan dokumen jumlah kuota RKAB.

Selain itu Media ini juga mengkonfirmasi terkait denda administratif PNBP PPKH dan soal PPKH PT PIP via WhatsApp dan pesan SMS, namun hingga berita ini diterbitkan belum mendapatkan tanggapan.

Saat dihubungi via telepon, pihaknya juga enggan memberikan tanggapan.

“Bentar, bentar,” ujarnya singkat.

Pihaknya hanya mengirimkan potongan gambar surat bahwa PT PIP telah mengantongi RKAB di tahun 2024 sampai dengan tahun 2026 dari Kementerian ESDM.

Sementara itu sebelumnya berdasarkan data yang diterima media ini dari Kadis ESDM Sultra Andi Azis melalui Kabid Minerba, Muhammad Hasbullah Idris pada Kamis 13 Februari 2025 hanya ada 64 Perusahaan yang mengantongi RKAB di Sultra berdasarkan tembus Kementrian ESDM ke Dinas ESDM Sultra.

Namun dari data 64 Perusahaan di Sultra yang telah mengantongi RKAB tak terdapat nama PT PIP.*

Berita Terkait

Fadhal Rahmat Akui Kelalaian dan Sampaikan Permohonan Maaf
Sopir Kontainer Demo di DPRD Sultra Soal Jalan Rusak di Pelabuhan Bungkutoko
PT BEM Diminta Hentikan Aktivitas
Bakal Kembali Catat Sejarah, Mahacala UHO Ditunjuk sebagai Tuan Rumah TWKM ke 35
Tiga Pulau Kecil di Sultra Terancam Gegara Aktivitas Tambang Nikel, DPD PTI Sultra Minta Presiden Cabut IUP
PT TAS Pekerjakan 80 Karyawan dari Masyarakat Lingkar Perusahaan
Kapolresta Kendari Salurkan Puluhan Hewan Kurban
SKAK Beberkan Dugaan Kejanggalan Seleksi Direksi dan Dewan Pengawas Perumda Sultra
Berita ini 5 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 19:25 WITA

Fadhal Rahmat Akui Kelalaian dan Sampaikan Permohonan Maaf

Rabu, 2 Juli 2025 - 11:39 WITA

Sopir Kontainer Demo di DPRD Sultra Soal Jalan Rusak di Pelabuhan Bungkutoko

Sabtu, 28 Juni 2025 - 15:35 WITA

PT BEM Diminta Hentikan Aktivitas

Rabu, 25 Juni 2025 - 21:41 WITA

Bakal Kembali Catat Sejarah, Mahacala UHO Ditunjuk sebagai Tuan Rumah TWKM ke 35

Jumat, 20 Juni 2025 - 15:57 WITA

Tiga Pulau Kecil di Sultra Terancam Gegara Aktivitas Tambang Nikel, DPD PTI Sultra Minta Presiden Cabut IUP

Jumat, 6 Juni 2025 - 16:21 WITA

Kapolresta Kendari Salurkan Puluhan Hewan Kurban

Jumat, 23 Mei 2025 - 17:22 WITA

SKAK Beberkan Dugaan Kejanggalan Seleksi Direksi dan Dewan Pengawas Perumda Sultra

Rabu, 7 Mei 2025 - 21:58 WITA

Tuduhan Intervensi Rektor Petahana dalam Pilrek Guncang Kampus UHO

Berita Terbaru

Oplus_16777216

Daerah

Fadhal Rahmat Akui Kelalaian dan Sampaikan Permohonan Maaf

Kamis, 3 Jul 2025 - 19:25 WITA

Daerah

PT BEM Diminta Hentikan Aktivitas

Sabtu, 28 Jun 2025 - 15:35 WITA